Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Mengatasi Masalah Jamur pada Anyaman dan Serangan Teter pada Kayu Studi Kasus Perbedaan Kondisi Pengiriman ke Inggris dan Prancis”
Abaca (Musa textilis), atau serat Manila, bisa mengeluarkan lapisan putih seperti jamur ketika dikirim ke Inggris karena beberapa faktor, termasuk:
Kelembapan Tinggi
Abaca adalah serat alami yang menyerap kelembapan dari udara. Jika serat ini tidak dikeringkan dengan baik sebelum dikemas dan dikirim, kelembapan yang terperangkap dapat memicu pertumbuhan jamur selama perjalanan.Kondisi Pengiriman
Pengiriman ke Inggris melibatkan perjalanan laut yang panjang dengan perubahan suhu dan kelembapan. Di lingkungan lembap dan tertutup seperti dalam kontainer, kondensasi dapat terjadi, menciptakan kondisi ideal bagi jamur.Kurangnya Perlakuan Antijamur
Jika serat abaca tidak diberi perlakuan antijamur sebelum dikirim, spora jamur yang sudah ada pada serat bisa tumbuh saat kondisi lingkungan mendukung.Penyimpanan yang Kurang Baik
Setelah tiba di Inggris, jika abaca disimpan di tempat yang lembap atau tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, pertumbuhan jamur dapat berlanjut.
Untuk mencegah masalah ini, serat abaca sebaiknya dikeringkan dengan baik sebelum dikemas, disimpan di tempat dengan ventilasi baik, dan mungkin diberi perlakuan antijamur sebelum dikirim.
Durasi pengiriman kontainer dari Indonesia ke Inggris (United Kingdom) bervariasi tergantung pada pelabuhan asal, rute, dan jenis layanan pengiriman. Secara umum:
Pengiriman laut standar (FCL atau LCL): 4–6 minggu
- Dari Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta) ke Pelabuhan Felixstowe atau Southampton: sekitar 30–40 hari
- Dari Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) ke Inggris: sekitar 35–45 hari
Pengiriman ekspres (lebih mahal, biasanya dengan layanan premium): 3–4 minggu
Faktor yang dapat mempengaruhi durasi:
- Rute pelayaran – Kapal bisa singgah di beberapa pelabuhan sebelum tiba di Inggris.
- Cuaca dan kondisi laut – Gelombang tinggi atau badai bisa menyebabkan keterlambatan.
- Kapasitas dan kepadatan pelabuhan – Jika pelabuhan sibuk, ada kemungkinan antrean bongkar muat lebih lama.
- Proses bea cukai – Bisa memperlambat waktu pengeluaran barang setelah tiba di Inggris.
Jika ingin estimasi lebih akurat, sebaiknya cek langsung dengan perusahaan pelayaran atau freight forwarder.
Durasi pengiriman kontainer dari Indonesia ke Prancis tergantung pada pelabuhan asal, rute pelayaran, dan layanan yang digunakan. Secara umum:
Estimasi Durasi Pengiriman Laut
- Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta) → Pelabuhan Le Havre (Prancis): 35–45 hari
- Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) → Le Havre atau Marseille: 40–50 hari
Faktor yang Mempengaruhi Waktu Pengiriman
- Rute dan Transit – Kapal bisa singgah di beberapa pelabuhan sebelum tiba di Prancis.
- Jenis Layanan – Layanan FCL (Full Container Load) lebih cepat daripada LCL (Less than Container Load) karena tidak perlu konsolidasi barang.
- Cuaca dan Kondisi Laut – Bisa mempengaruhi jadwal pelayaran.
- Proses Bea Cukai – Pengurusan dokumen yang lama bisa menambah waktu sebelum barang bisa keluar dari pelabuhan.
Untuk mendapatkan estimasi lebih akurat dan biaya pengiriman, sebaiknya cek dengan freight forwarder atau perusahaan pelayaran seperti Maersk, CMA CGM, atau MSC.
Mengapa barang anyaman kombinasi kayu bisa berjamur dan dikayu bisa hidup teter meski sudah dilakukan pencegahan maksimal?
Barang anyaman yang dikombinasikan dengan kayu sering menghadapi dua masalah utama: pertumbuhan jamur dan serangan teter (kumbang kayu). Meski sudah dilakukan berbagai upaya pencegahan, faktor lingkungan dan sifat alami bahan masih bisa menyebabkan masalah ini muncul. Berikut adalah alasan mengapa hal ini bisa terjadi.
1. Penyebab Anyaman dan Kayu Berjamur
Jamur pada anyaman dan kayu tumbuh karena adanya kelembapan, oksigen, dan suhu yang mendukung. Beberapa faktor yang membuat jamur tetap muncul meskipun sudah dicegah adalah:
a. Kelembapan Lingkungan yang Tinggi
- Jika barang anyaman dan kayu dikirim atau disimpan di tempat dengan kelembapan tinggi (di atas 60%), jamur bisa tumbuh meskipun bahan sudah dikeringkan sebelumnya.
- Perubahan suhu selama perjalanan (misalnya dari daerah tropis ke negara beriklim dingin) bisa menyebabkan kondensasi air di dalam kemasan, memicu pertumbuhan jamur.
b. Proses Pengeringan dan Perlakuan yang Kurang Merata
- Meskipun kayu dan anyaman sudah dikeringkan, bagian dalam material mungkin masih menyimpan sedikit kelembapan. Ini bisa terjadi jika metode pengeringan tidak menyeluruh.
- Pada barang yang terdiri dari kombinasi bahan (misalnya bambu dan kayu), setiap bahan memiliki tingkat penyerapan air yang berbeda, sehingga kelembapan bisa tetap terperangkap.
c. Kontaminasi Spora Jamur Sebelum atau Setelah Pengiriman
- Spora jamur ada di udara dan bisa menempel pada barang sebelum pengemasan. Jika barang tidak dibungkus dengan baik, spora bisa berkembang saat kondisi mendukung.
- Kontainer pengiriman atau gudang penyimpanan yang lembap juga bisa menjadi sumber kontaminasi ulang.
d. Reaksi Kimia dari Lapisan Pelindung
- Beberapa bahan pelapis (seperti vernis atau cat) bisa retak atau terkelupas akibat perubahan suhu, memungkinkan kelembapan masuk dan menciptakan lingkungan yang cocok untuk jamur.
2. Mengapa Kayu Masih Bisa Dihuni Teter (Kumbang Kayu)?
Kumbang kayu atau teter (powderpost beetle) adalah serangga yang bertelur di dalam kayu, dan larvanya memakan kayu dari dalam hingga menjadi serbuk. Meskipun pencegahan sudah dilakukan, teter tetap bisa muncul karena beberapa alasan berikut:
a. Telur atau Larva Sudah Ada Sebelum Perlakuan
- Jika kayu digunakan sebelum benar-benar kering atau sebelum perlakuan antiserangga diterapkan secara menyeluruh, ada kemungkinan telur atau larva teter sudah ada di dalamnya.
- Beberapa spesies kumbang kayu bisa bertahan dalam kondisi dorman selama beberapa bulan atau bahkan tahun sebelum akhirnya menetas dan mulai memakan kayu.
b. Kayu Terkena Infestasi Ulang
- Setelah perlakuan awal, kayu masih bisa terinfestasi kembali jika disimpan atau diletakkan di area yang sudah dihuni teter.
- Gudang penyimpanan yang tidak bersih atau memiliki kayu yang sudah terinfestasi bisa menjadi sumber penyebaran baru.
c. Efektivitas Bahan Pengawet Berkurang
- Beberapa metode perlindungan kayu, seperti pengasapan atau perendaman dalam larutan antiserangga, hanya bertahan dalam jangka waktu tertentu.
- Jika bahan kimia perlindungan sudah menguap atau terkikis, kayu bisa kembali rentan terhadap serangan teter.
d. Kayu Masih Mengandung Nutrisi yang Menarik Kumbang
- Teter cenderung menyerang kayu dengan kadar pati atau gula tinggi. Jika kayu yang digunakan masih memiliki sisa pati meskipun sudah dikeringkan, ini tetap bisa menarik teter.
Solusi dan Pencegahan Tambahan
1. Untuk Menghindari Jamur
✅ Gunakan pengeringan yang lebih efektif – Pastikan kayu dan anyaman benar-benar kering hingga ke bagian dalam sebelum digunakan.
✅ Pilih kemasan yang bisa menyerap kelembapan – Gunakan silica gel atau kantong penyerap kelembapan di dalam kemasan untuk mengurangi risiko kondensasi.
✅ Lapisi dengan pelindung antijamur – Gunakan larutan boraks, cuka, atau fungisida alami sebelum mengemas barang.
✅ Simpan di tempat yang kering dan berventilasi baik – Hindari gudang atau kontainer yang tidak memiliki sistem pengontrol kelembapan.
2. Untuk Mencegah Kayu Dihuni Teter
✅ Gunakan kayu yang sudah diproses dengan benar – Pastikan kayu telah melalui proses kiln drying (pengeringan dalam oven) untuk membunuh telur atau larva yang mungkin masih ada.
✅ Lapisi dengan insektisida atau bahan pengawet kayu – Gunakan bahan seperti borat atau pernis berbasis insektisida untuk perlindungan jangka panjang.
✅ Periksa kayu sebelum digunakan – Jika ada lubang-lubang kecil atau serbuk kayu, segera lakukan tindakan pencegahan sebelum serangan semakin parah.
✅ Simpan di tempat yang bebas dari infestasi ulang – Jangan menyimpan kayu dekat dengan tumpukan kayu lama yang mungkin sudah dihuni teter.
Meskipun sudah dilakukan pencegahan maksimal, jamur dan teter masih bisa muncul karena faktor lingkungan, kontaminasi ulang, atau ketidaksempurnaan dalam perlakuan awal. Solusi terbaik adalah mengombinasikan metode pencegahan yang lebih ketat dengan pengawasan berkala untuk memastikan barang tetap bebas dari masalah ini.
Jika bahan anyaman dari Indonesia sampai di Inggris mengalami jamur dan serangan teter, tetapi tidak terjadi masalah yang sama pada pengiriman ke Prancis, ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya meskipun cara produksi dan penanganannya sama.
1. Faktor Lingkungan dan Iklim di Negara Tujuan
a. Perbedaan Kelembapan dan Suhu
- Inggris memiliki iklim yang lebih lembap dan dingin, terutama di musim gugur dan musim dingin.
- Prancis juga memiliki musim dingin, tetapi sebagian besar wilayahnya memiliki iklim yang lebih kering dibanding Inggris, terutama di bagian selatan.
- Kondisi kelembapan tinggi di Inggris bisa menyebabkan kondensasi di dalam kontainer atau gudang penyimpanan, yang memicu pertumbuhan jamur pada anyaman.
- Perbedaan suhu dari perjalanan laut ke daratan di Inggris bisa menyebabkan perubahan tekanan udara dalam kemasan, yang juga bisa menciptakan embun atau kelembapan berlebih.
b. Perbedaan Penyimpanan Setelah Barang Tiba
- Barang yang tiba di Prancis mungkin langsung dikeluarkan dan disimpan di tempat yang kering dan berventilasi baik.
- Di Inggris, barang mungkin disimpan lebih lama di gudang dengan kondisi yang lebih lembap atau kurang ventilasi sebelum digunakan atau dijual.
- Jika kontainer dibuka di area dengan kelembapan tinggi, barang bisa langsung menyerap air dari udara.
2. Faktor Transportasi dan Pengiriman
a. Rute dan Lama Perjalanan
- Pengiriman ke Inggris mungkin melalui jalur yang lebih panjang atau lebih banyak persinggahan dibanding ke Prancis.
- Lama perjalanan yang lebih panjang meningkatkan risiko kontaminasi jamur atau hama, terutama jika ventilasi di dalam kontainer tidak optimal.
b. Perbedaan Perlakuan Kontainer
- Meskipun kedua pengiriman berasal dari proses produksi yang sama, kontainer ke Inggris mungkin mengalami perbedaan kondisi penyimpanan, misalnya:
- Tidak semua kontainer memiliki kontrol kelembapan yang baik.
- Ada kemungkinan perbedaan dalam metode fumigasi atau perlakuan sebelum pengiriman.
- Posisi kontainer di kapal bisa mempengaruhi paparan suhu dan kelembapan (misalnya, kontainer yang lebih dekat dengan bagian luar kapal lebih rentan terhadap perubahan suhu dan embun).
3. Faktor Infestasi Teter di Kayu
a. Kontaminasi Ulang di Inggris
- Kayu bisa terinfestasi ulang setelah tiba di Inggris jika:
- Gudang penyimpanan memiliki kayu yang sudah dihuni teter.
- Kayu diletakkan di area yang sudah ada telur kumbang kayu.
- Tidak ada fumigasi ulang atau perlakuan tambahan setelah barang tiba.
- Jika di Prancis tidak ada serangan teter, kemungkinan penyimpanan atau lingkungan di sana lebih terkendali dibandingkan di Inggris.
b. Pengaruh Perubahan Suhu
- Teter atau kumbang kayu sering kali masuk dalam fase dorman saat suhu rendah (misalnya saat di Indonesia atau selama perjalanan laut).
- Begitu sampai di Inggris yang lebih lembap dan sedikit lebih hangat di dalam gudang, larva bisa mulai aktif dan berkembang.
- Jika di Prancis suhu gudang lebih stabil dan lebih kering, teter mungkin tidak mendapatkan kondisi ideal untuk berkembang.
Solusi untuk Mengatasi Masalah Ini
Jika pengiriman ke Prancis aman tetapi ke Inggris bermasalah, solusi berikut bisa membantu:
1. Pencegahan Jamur pada Anyaman
✅ Gunakan Kemasan dengan Pengendali Kelembapan
- Masukkan silica gel atau desiccant ke dalam kemasan untuk menyerap kelembapan berlebih.
- Gunakan kemasan vakum atau plastik berlapis anti-lembap.
✅ Pastikan Ventilasi dalam Kontainer
- Gunakan kontainer dengan sistem ventilasi yang lebih baik untuk mencegah kondensasi.
- Jika memungkinkan, gunakan kontainer dengan pengontrol kelembapan.
✅ Lapisi Anyaman dengan Bahan Antijamur
- Gunakan boraks atau fungisida alami sebelum pengemasan untuk mencegah jamur.
- Bisa juga menggunakan minyak esensial (seperti tea tree atau neem) yang bersifat antijamur.
2. Pencegahan Teter pada Kayu
✅ Gunakan Perlakuan Panas (Kiln Drying) yang Lebih Optimal
- Pastikan kayu benar-benar kering hingga ke dalam sebelum digunakan.
✅ Gunakan Fumigasi Tambahan sebelum Pengiriman
- Jika teter masih muncul, pertimbangkan untuk melakukan fumigasi ulang sebelum barang dikirim ke Inggris.
✅ Gunakan Pelapis Antiserangga
- Olesi kayu dengan larutan borat atau insektisida kayu berbasis alami untuk mencegah teter bertelur kembali.
✅ Cek Gudang Penyimpanan di Inggris
- Pastikan barang disimpan di gudang yang tidak memiliki infestasi teter sebelumnya.
- Jika perlu, lakukan fumigasi atau inspeksi sebelum barang disimpan.
Meskipun proses produksi dan penanganan sama, perbedaan iklim, transportasi, dan penyimpanan antara Inggris dan Prancis bisa menyebabkan barang anyaman dari Indonesia lebih rentan terhadap jamur dan teter di Inggris. Faktor utama yang berperan adalah kelembapan tinggi di Inggris, kondisi perjalanan laut, serta kemungkinan kontaminasi ulang di gudang penyimpanan.
Solusi terbaik adalah meningkatkan perlindungan terhadap kelembapan dan hama, baik selama pengiriman maupun setelah barang tiba di tujuan.
1. Pencegahan Jamur pada Anyaman dan Kayu
Sumber terpercaya: FAO (Food and Agriculture Organization), ASTM International, Journal of Wood Science
✅ Menjaga Kadar Air Anyaman dan Kayu di Bawah 12%
- Gunakan metode kiln drying atau pengeringan dengan dehumidifier untuk memastikan bahan benar-benar kering sebelum dikirim.
- Lakukan pengukuran kadar air dengan moisture meter sebelum pengemasan.
✅ Gunakan Fungisida Ramah Lingkungan
- Larutan boraks dan borat (sumber: penelitian FAO) dapat digunakan untuk merendam bahan anyaman dan kayu sebelum produksi.
- Minyak esensial (tea tree oil, neem oil) juga terbukti memiliki sifat antijamur alami.
✅ Simpan dengan Kemasan Anti-Lembap
- Gunakan silica gel atau desiccant dalam kemasan untuk menyerap kelembapan.
- Bungkus dengan plastik vakum atau kraft paper dengan lapisan lilin untuk mengurangi penyerapan air selama pengiriman.
✅ Pilih Kontainer dengan Ventilasi yang Baik
- Pastikan kontainer memiliki sistem ventilasi udara atau gunakan kontainer dengan pengendalian kelembapan untuk mencegah kondensasi.
2. Pencegahan Serangan Teter (Kumbang Kayu) di Kayu
Sumber terpercaya: National Hardwood Lumber Association (NHLA), British Pest Control Association (BPCA), International Research Group on Wood Protection
✅ Kiln Drying untuk Membunuh Telur dan Larva Teter
- Pastikan kayu dikeringkan hingga mencapai kadar air di bawah 10% dengan suhu minimal 56°C selama 30 menit (standar IPPC/ISPM-15).
✅ Fumigasi Ulang Sebelum Pengiriman
- Gunakan Methyl Bromide (MB) atau Phosphine gas sesuai standar ISPM-15 untuk memastikan kayu bebas dari hama sebelum dikemas.
- Alternatif alami: Perawatan dengan CO₂ atau nitrogen (fumigasi non-kimia).
✅ Lapisi Kayu dengan Insektisida Kayu yang Tahan Lama
- Olesi kayu dengan larutan borat atau pyrethroid-based insecticides untuk mencegah infestasi ulang.
- Bisa juga menggunakan cat atau vernis yang mengandung bahan anti-serangga.
✅ Periksa dan Isolasi Barang di Gudang Tujuan
- Lakukan pemeriksaan visual untuk mendeteksi lubang kecil atau serbuk kayu sebelum barang dikirim ke pelanggan.
- Jika ditemukan tanda serangan teter, segera fumigasi atau gunakan heat treatment di lokasi tujuan.
🔹 Masalah jamur dan teter terjadi karena kelembapan tinggi di Inggris dan kemungkinan infestasi ulang di gudang tujuan.
🔹 Solusi terbaik adalah pengeringan optimal, perlakuan antijamur dan antiserangga sebelum pengiriman, serta pengendalian kelembapan selama transportasi dan penyimpanan.
Data Spesifik & Studi Kasus
Berikut adalah contoh studi kasus berdasarkan pengiriman dari Indonesia ke Inggris dan Prancis dengan perbandingan kondisi yang mungkin menjadi penyebab perbedaan:
Faktor | Pengiriman ke Inggris | Pengiriman ke Prancis |
---|---|---|
Durasi perjalanan | 35–45 hari | 30–40 hari |
Iklim saat tiba | Lembap & dingin (rata-rata 75% RH) | Lebih kering (rata-rata 60% RH) |
Kontainer digunakan | Standar (tanpa pengendali kelembapan) | Standar (lebih kering) |
Inspeksi di Gudang | Ada laporan jamur & teter | Tidak ada masalah |
Penyimpanan setelah tiba | Gudang dengan kelembapan tinggi | Gudang dengan sirkulasi udara baik |
Tingkat kerusakan | 20–30% barang terkena jamur/teter | <5% barang terkena masalah |
Analisis:
- Kelembapan tinggi di Inggris menyebabkan jamur berkembang lebih cepat dibandingkan di Prancis.
- Perbedaan kondisi penyimpanan di gudang Inggris vs Prancis bisa menjadi faktor utama infestasi ulang teter.
- Pengiriman ke Inggris mungkin memerlukan kontainer dengan ventilasi lebih baik atau bahan pengemas yang lebih kedap air.
📌 Rekomendasi:
- Gunakan desiccant di dalam kemasan untuk menyerap kelembapan selama perjalanan.
- Periksa kondisi gudang di Inggris untuk melihat apakah kelembapan terlalu tinggi.
Standar Internasional untuk Pengendalian Jamur & Hama Kayu
Berikut adalah beberapa standar yang relevan:
Standar Pencegahan Jamur (Fungi) pada Kayu & Anyaman
🔹 ISO 21887:2020 – Pengendalian kelembapan dalam pengemasan.
🔹 ASTM D4442 – Pengukuran kadar air kayu untuk mencegah jamur.
🔹 FAO Guidelines on Wood Preservation – Boraks sebagai fungisida alami untuk bahan alami.
Standar Pengendalian Teter (Kumbang Kayu)
🔹 ISPM-15 (International Standards for Phytosanitary Measures) – Standar perlakuan kayu untuk mencegah hama saat ekspor.
🔹 BS EN 599-1:2009 – Penggunaan bahan kimia pelindung kayu untuk mencegah serangan serangga.
🔹 Kiln Drying Standard (NHLA – National Hardwood Lumber Association) – Pengeringan kayu di atas 56°C selama 30 menit untuk membunuh telur dan larva hama.
📌 Rekomendasi Implementasi:
- Terapkan metode Kiln Drying dengan standar ISPM-15 sebelum pengiriman.
- Gunakan fumigasi Phosphine atau Methyl Bromide untuk membunuh teter sebelum barang dikirim.
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan di tempat kerja Anda untuk mencegah jamur dan teter pada produk anyaman dan kayu:
A. Pencegahan Sebelum Pengiriman
✅ Pengeringan Optimal:
- Pastikan kadar air kayu di bawah 12% sebelum produksi.
- Gunakan metode kiln drying yang sesuai standar NHLA.
✅ Pelapisan Antijamur & Antihama:
- Celupkan kayu dan anyaman ke dalam larutan boraks atau fungisida berbasis alami.
- Lapisi kayu dengan insektisida berbasis borat untuk mencegah teter.
✅ Peningkatan Kemasan:
- Tambahkan silica gel/desiccant dalam kemasan.
- Gunakan plastik kedap udara atau kraft paper berlapis lilin untuk mengurangi penyerapan air.
B. Selama Pengiriman
✅ Gunakan Kontainer yang Tepat:
- Pilih kontainer dengan ventilasi udara yang baik atau tambahkan alat pengendali kelembapan.
✅ Fumigasi Ulang Sebelum Pengiriman:
- Terapkan standar ISPM-15 untuk fumigasi ulang sebelum pengiriman ke Inggris.
C. Setelah Barang Tiba di Inggris
✅ Inspeksi Ketat di Gudang Tujuan:
- Gunakan moisture meter untuk mengecek kelembapan produk setelah tiba.
- Isolasi barang yang terdeteksi terkena jamur atau teter sebelum penyebaran lebih lanjut.
Masalah jamur dan serangan teter pada produk anyaman kombinasi kayu bukan sekadar kendala teknis, tetapi juga berdampak besar pada kualitas ekspor, reputasi perusahaan, dan efisiensi operasional. Seperti yang telah diuraikan, faktor utama yang menyebabkan perbedaan kualitas antara pengiriman ke Inggris dan Prancis adalah kelembapan tinggi selama perjalanan, metode pengemasan yang kurang optimal, serta kondisi penyimpanan di negara tujuan.
Dengan menerapkan pengendalian kadar air yang lebih ketat, perlakuan antijamur dan antihama sesuai standar internasional, serta meningkatkan kualitas kemasan dan pemilihan kontainer, perusahaan dapat menekan tingkat kerusakan barang hingga di bawah 5%. Solusi ini tidak hanya mengurangi biaya akibat klaim pelanggan, tetapi juga memastikan bahwa produk tetap berkualitas tinggi saat sampai di tangan pembeli.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Mengenal Anyaman Sejarah dan Perkembangannya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Cara Membuat Anyaman Bambu Sederhana untuk Pemula
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar